Adat istiadat Minangkabau: Adat belingkaran, pusaka berkehiliran, ayam gedang seekor selesung, ....

Iklan

Membuat Sebuah Penghulu Baru di Minangkabau

Senin, 06 November 2017, 01.38 WIB Last Updated 2017-11-06T09:38:47Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Membuat Sebuah Penghulu Baru | Adapun gelaran datuk itu pada setengah negeri ayang dipergiliran memakainya dari sebuah rumah ke rumah yang lain karena sama-sama berhak karena sebuah perut. Tetapi ada pula yang menyimpang atau dinamakan juga: menggunting siba baju yakni membuat sebuah penghulu baru sebab anak buah bertambah banyak juga. Ini dinamakan dalam adat ayam gedang seekor selesung, berpayung sekaki seorang, bertombang sebatang seorang.



Misalkan gelaran yang asli Datuk Bagindo, lalu penghulu baru iru digelarkan dengan Datuk Bagindo nan Panjang. Dan kalau masih berkembang lalu muncul lagi Datuk Bagindo nan Kuniang atau Datuk Bagindo nan Hitam. Tetapi dahulunya mereka sama-sama berasal dari sebuah perut. Sebab itu dalam sebuah negeri kerap ditemui nama-nama gelaran yang begini karena dulunya mereka sama-sama berasal dari satu kaum.

Tetapi ada pula dalam beberapa negeri hal seperti itu tidak diizinkan, orang hanya melanjutkan gelaran yang lama biar beberapa buah rumah sebab dianggap memecah kesatuan dan akan mungkin menimbulkan ekses-ekses yang kurang baik misalnya berebut harta pusaka.
Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+