Adat istiadat Minangkabau: Adat belingkaran, pusaka berkehiliran, ayam gedang seekor selesung, ....

Iklan

Menyusun Kelarasan

Minggu, 21 September 2014, 18.46 WIB Last Updated 2017-11-02T02:47:43Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Menyusun Kelarasan | Kemudian ninik mamak yang berdua itu mulailah meyusun pembagian daerah dan adat-adat yang layak dalam negeri. Mulailah mereka membagi dan mengatur pemerintahan.

Daerah yang luas itu dibagi mereka dengan: Dua Kelarasan. Sebab dibagi dua kelarasan karena yang menjadi ketua dari pemerintahan itu ialah Datuk Ketemenggungan. Sebab ia putera yang tertua dan ia berasal dari keturunan raja. Datuk Perpatih nan Sebatang kedudukannya dapat dianggap sebagai mangkubumi atau perdana menteri dan beliaulah yang mengatur pemerintahan dan tugas-tugas dalam negeri. Amatlah sempurnanya cara pemerintahan dan aturan-aturan yang diperbuatnya sehingga negeri Periangan Padangpanjang menjadi luas pemerintahannya dan daerah takluknya. Batas-batas daerah itu dikenal dikenal dalam kata-kata adat: Sampai durian ditakuk raja, sehingga Sialang berlantak besi, sampai ke Sipisak pisau hayut sampai keombak yang berdebur. Datuk Perpatih nan Sebatang menjadi orang kuat dalam negeri malahan menjadi negarawan yang menyusun tata negara dengan campinnya. Sehingga timbullah pikiran Datuk Ketemenggungan akan membalas jasa-jasa beliau dengan sesuatu yang layak

Bermupakatlah ketiga datuk-datuk itu dengan segala menteri (mantri), hulubalang, dan segala majelis kerapatan negeri. tak adalah balas jasa yang sesuai dan layak bagi Datuk Perpatih nan Sebatang ialah menyerahkan sebagian daerah di bawah kekuasaan beliau.

Sesudah Datuk Ketemenggungan mengeluarkan pendapatnya dalam majelis besar itu sesuailah segala yang hadir mengatakan bahwa kata tuanku itu ialah kata yang benar dan pilihan semuanya. Sebab itulah daerah kekuasaan Datuk Ketemenggungan dinamakan "Koto Piliang" yang berasal dari kata pilihan atau kata yang tak dapat dipaling lagi. Daerah pemerintahan Datuk Perpatih nan Sebatang dinamakan "Bodi Caniago" atau berasal dari "Budi yang berharga" dan ingat pula dengan kediaman beliau dibawah batang "Bodi".

Adapun daerah laras Koto Piliang ialah: sehingga laut nan berdebur sehingga gunung Merapi hilir, itulah tanda kebesaran Koto Piliang. Adapun daerah Bodi Caniago ialah: sehingga Muara mudik Padang Tarab, sehingga kehiliran Simabur. Semuanya dinamakan Laras nan Dua.

Karena negeri bertambah ramai juga diperbuatlah sebuah negeri yang dinamakan: Lima Kaum Dua Belas oleh datuk yang berdua itu. Dinegeri inilah pernah satu kali terjadi pertengkaran atau pertikaian faham antara datuk yang kedua itu sehingga sampai menyentakan keris. Tetapi keris itu tidak sampai ditikamkan kepada lawannya melainkan kepada sebuah batu sebagai melepaskan kemarahan hati sehingga batu itu tembus kena tikam. Itulah "Batu Batikam" yang terdapat di Lima Kaum dipinggir jalan ke Batu Sangkar. Keris Datuk Perpatih nan Sebatang yang jadi penikam itu balempo namanya.

Kemudian muncul pula Sungai Emas Ekor Kota namanya. Boleh dikatakan Periangan Padangpanjang itulah asal asli penduduk Minangkabau yang terus berkembang biak. Anak cucu kedu adatuk itu ambil mengambil menjadi semenda sehingga patut pula didirikan adat berhubungan dengan itu. Terutama tentang menjawat waris dan itulah peraturan turun temurun, selama gagak hitam, selama awan putih, buat janji teguh tak boleh berobah lagi.
[H. Datoek Toeah]



Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+